Pages

Friday, July 31, 2015

Small announcement

Sorry for the brief hiatus guys, if youre looking for Rei and Ego's review of ant-man you can check it out here Ant-Man Review at movie-blogger.com



Anyways, recently i made a short movie for a school project, the plot was about Time-travelling and fate, you know basic stuff. Unfortunately i cant show it here, and i dont really plan on uploading it on youtube (copyrights and stuff) so wait further news i guess?

See you guys later


-Owner






Monday, July 13, 2015

Rei and Ego Invade The Theaters:Terminator Genisys Review


DUN DUN DUN DUN DUN!!! Yo Rei! You know what day it is?? Its judgement day!!

Yes people, hari ini kita bakal ngereview Terminator Genisys!

Aww hell yes! Gue suka banget sama Franchise Terminator, film film itu ngegabungin beberapa aspek dari genre-genre favorit gue! Mainly time travel dan action movie, I mean the movie got guns, explosions, car chases and robot pembunuh tanpa perasaan, bukan, gue engga lagi ngomongin antagonis robotnya tapi ARNOLD SCHWARZENEGGER!

Oh Arnold, youre so loveable, your acting is bad but we can’t make ourselves to hate your performance, you truly are Hollywood’s finest icon.

Yes! Unlike that piece of shit Terminator Salvation, di film ini, Arnie menjadi salah satu karakter utama dan secara real ada di film ini, bukan cuman effects CGI yang malah mirip buatan Pixar di film keempat dari Franchise Terminator

Well, tapi diawal film ada sih CGI Arnie muda yang malah mirip effects Dreamworks.

Whatever! This film is gonna kick ass! Gue udah ngikutin franchise ini dari awal, dan I love the first two movies, until the third one kicks the franchise in its balls and the fourth one practically hammers the nail in the coffin.

Sudah hampir satu decade kita engga melihat film terminator terbaru, dan karena I wasn’t really interested in The Terminator Saga, gue engga ngikutin franchise ini, bahkan ngeliat salah satu filmnya aja engga pernah, Genisys adalah film Terminator pertama gue.

Don’t worry! Malah bagus kalau ini film Terminator pertama elo!

Emangnya kenapa?

Karena plot film ini is literally Terminator For Dummies!! Im serious jadi film ini ceritanya ngebuang semua character development dan storyline yang udah di-establish sama film film sebelumnya, dan mencoba untuk membuat film baru dari cerita yang udah ada! Jadi film ini seperti set in an alternate universe….except not really.

Wow, that sounds like a recipe for disaster, bagus engga filmnya?

Well let’s take a look then!

This is Terminator Genisys!

Before we start lets take a look at the synopsis, jadi flashforward ke tahun 2029, perang antara pertahanan manusia yang dipimpin oleh ketua revolusi John Connor,  melawan para evil cyborgs called the Skynet, sudah hampir berakhir dan para manusia tinggal mengahancurkan markas utama Skynet dan satu base rahasia, dan ternyata di base rahasia tersebut tersembunyi suatu mesin waktu! Menggunakan mesinwaktu tersebut, Skynet mengirim CGI Arnold untuk membunuh ibu dari John yaitu Sarah Connor, untuk melawan robot yang dikirim ke masa lalu maka para tentara revolusi mengirim prajurit terpercaya John yaitu Kyle Reese, played by Jai Courtney.

He looks like a discount Chris Pratt

That’s Kyle Reese?? They are actually using that guy as Kyle Reese? He looks nothing like Kyle Reese! Kyle itu karakter yang everyman, dengan sedikit obsession dengan time travel tapi masih terlihat seperti manusia biasa dan di film ini…….they just made him a generic soldier stereotype! No wait, let me rephrase that, they erased all of the good character of Kyle Reese and just added more muscle and Hollwood doey-face-ness, wow just fucking wow, Kyle reese di film ini bener bener forgettable, dia engga punya a defining karakter, an interesting storyline and even doesn’t even have a great one liner! Dia cuman difilm ini buat ngaterin kita para penonton dari adegan ke adegan lainnya, he’s not a protagonist! He’s a tour guide in a terminator museum!

Chill out dickwad, i mean if you don’t like the new Kyle Reese, you should see the new Sarah Connor

You know nothing Kyle Reese!
Isnt that Daenerys?? What the hell she’s doing in this franchise? Whats with the casting director? Actor-aktor ini lebih cocok main di film kayak Divergent, Hunger Games, atau franchise action remaja penuh klise lainnya bukannya di Terminator! and oh wait a minute JAI COURTNEY WAS IN DIVERGENT!

Hohoho let me explain Ego, inget kan betapa suksesnya Guardians of the galaxy? And how to world fell in love with Chris Pratt dengan aktingnya sebagai Star-Lord? Padahal dia sebelumnya hanya main sebagai peran pembantu di cult and geek favorite show Parks and Recreations? Setelah kesuksesan itu Hollywood langsung berfikir “hmm bagaimana kalau mulai dari sekarang kita pasang actor atau aktris yang lagi terkenal di pop culture! Kita cari show yang para geeks suka lalu ambil pemain yang body dan mukanya bagus buat marketing terus kita pasang mereka sebagai pemain utama di film-film terbesar kita tahun ini, what could go wrong??” and that’s why Jurrasic World dapet rating yang cukup rendah, dan Daenerys Targeryn dan The 11th Doctor bisa nyasar ke film Terminator, oh yeah I forgot to mention didn’t i? the friggin Doctor is in this movie!

Timey-Wimey Not A Very Good Movie!


What the hell? Apa mereka mencoba untuk bilang kalau “Hey this is a movie about time travel, and we add in The Doctor himself, neat huh? PLEASE WATCH THIS MOVIE!!” look guys, kalian jangan cuman pasang actor/aktris yang sedang booming atau dapet peran yang lagi disukai banyak orang termasuk para movie geeks, cuman karena mereka lagi famous dan dapet peran yang bagus, ini malah rasanya kayak castingnya pure fanservice buat para geeks! I love Michael Biehn from the first movie, karena dia bisa memainkan Kyle Reese dengan baik, dan kita semua inget Linda Hamilton sebagai Sarah Connor bukan karena dia waktu itu lagi main di Full House kan?(Tanya orang tua kalian buat reference ini ya anak-anak) gue engga bilang kalau para pemain lama di Terminator harus balik lagi dan mainin peran mereka, tapi at least carilah peran yang cocok dengan karakter mereka guys!

Absolutely, karena pemilihan casting yang penuh winks and nods ini, hasilnya susah menemukan chemistry yang bagus diantara para pemain, personally speaking gue bener-bener mengabaikan atau don’t give a damn sama romantic subplot-nya Kyle Reese dan Sarah Connor, karena on screen mereka engga ada chemistry! I mean like what they share a naked scene together and that’s it? I know secara timeline di Terminator itu Kyle Reese adalah ayah dari John Connor karena saat kembali ke masa lalu Kyle dan Sarah mempunyai relationship, but here……..what like they shared a scene or two? Character development mereka itu tertutup sama kebanyakan plot yang berjalan kesana kemari dan bertabrakan satu sama lain god damnit!

The love story of Sarah dan Kyle di film terminator pertama itu was a tragic romance, a love that could never be, dia dating dari masa depan dan kalau dia memiliki kehidupan disini, bisa bisa dirinya terhapus dari realita ini, makanya pas di akhir filmnya Kyle meledakkan dirinya in a Heroic Sacrifice demi menghancurkan T-800, dan film ini menghapus semua character development yang dimiliki Sarah dan mengulanginya lagi dari awal, no…just no, have you realized what you have done?! you just destroyed a great character arc for the sake of fan-service, that’s how low you’ve gotten! Dan walaupun kalau kalian mau focus ke fanservice engga perlu juga cari actor yang ribet-ribet, kalian kan juga udah punya….

PUT THE COOKIE DOWN!!!

The lord of Austria himself, ARNOLD SCHWARZENEGGER!!!!!!

Easily the best part of the movie hands down.

No arguments there! Hahahaha gila kalau bukan karena orang ini dalem filmnya gue bakal bener-bener keluar dari bioskop the minute I saw Daenerys deh, seriously kayaknya cuman Arnold yang bisa memberi rasa kehidupan pada film ini, setiap kali dia on screen the movie gets progressively better, his silly accent is still there, his badassery and gun violence is still there, it’s a total riot!

Arnold in this movie plays his role in Judgement Day, protecting Sarah Connor instead of John though, karena di film ini, Arnie dikirim ke masa dimana Sarah masih kecil dan diprogram untk melindunginya dari serangan Terminator yang dikirim ke masa lalu, while I agree that Arnold yang membuat filmnya semakin terasa menyenangkan, tapi his only dialog in this movie kayaknya cuman ngejelasin sesuatu atau membuat reference in joke, take a look:

Guardian: I'll be back.

Sarah Connor: What?

[jumps at a helicopter]

Atau

Sarah Connor: I've been trying to teach him to blend in.

Guardian: Hello Kyle Reese. It is nice to meet you.

[the T-800 "smiles"]

Kyle Reese: Are you kidding me?

Sarah Connor: I know it needs work.


And another thing is, Sarah memanggil Arnie “Pops” di film ini, karena dia sudah menganggap dia sebagai satu-satunya keluarga yang dia punya.

What? Talk about a lame ass nickname, she got a personal Arnold Schwazenegger, and she calls him “pops”? that’s like having a T-rex as a pet and naming her Barky.

Jokes aside, chemistry antara Sarah dan Pops dalam film ini minimal terasa sedikit, mereka mempercayai satu sama lain dan juga bisa menjadi partner yang cocok, dan saat mereka berpisah it does looks and feels kind of sad.

Okay, enough talking about the characters, let’s talk about the plot!, well the plot sucks and doesn’t make any logical sense, the end! Seperti yang ada di synopsis atas, awal film memang terasa sebagai film Terminator yang pertama, lalu setelah mereka ulang scene yang bagus di film yang pertama mereka pun loncat ke Judgement Day, and then mereka time travel ke 2017 untuk menghancurkan Skynet(btw yang berubah namanya jadi Genisys) dan…..jujur gue udah engga merhatiin lagi ceritanya sampai di titik ini, gue cuman bisa focus ke Arnie doang, action sequencenya engga terlalu bagus, tapi effects CGI antagonis utama mereka yaitu SPOILERS John Connors yang dirubah menjadi  Cyborg T-800 emang cukup keren dan futuristic sih.

Yeah no kidding, gue suka banget film Time Travel, tapi film ini engga ngikutin peraturan yang udah ditetapin dalam hukum time travel, sehingga banyak plot hole yang muncul,but maybe film ini memang bukan kesana arahnya, setalah gue pikir lagi mungkin film ini cuman sekedar love letter buat para fans Terminator, I mean mereka dapet Arnie dengan perannya yang ikonik, mereka nge-reenact beberapa scene dari 2 film Terminator yang terbaik, dan juga banyak reference atau in-joke dalam dialog film, maybe this movie wasn’t made to be taken seriously, its just a lovely homage to an awesome and long lasting franchise.

But sadly, kenyataannya bukan begitu Rei, karena mereka BERENCANA UNTUK BIKIN FILM INI JADI TRILOGI! Mereka berencana untuk ngelanjutin dari terminator Genisys untuk membuat rentetan film Terminator yang baru, I mean mereka mau ngambil bahan darimana lagi? Semua scene yang keren dan bahan cerita yang bagus udah habis mereka ambil dari film pertama dan kedua, kemana lagi direction yang bakal mereka ambil kedepannya, they wouldn’t just let Terminator die in peace wouldn’t they? Instead they kept investing in a dying franchise, and hopes that it would still remain popular for the next decade or so! I mean kalau film itu hanya sekedar homage untuk Terminator Saga I would have loved this movie despite its flaws, tapi mereka mencoba untuk menrevive franchise ini lagi, tetapi film pertamanya sendiri terlalu bergantung pada nostalgia! Gimana coba mau bertahan di masa depannya? Mau nyambil material dari Rise of the machines dan Salvation??

While I do agree kalau filmnya mungkin bisa berdiri sendiri sebagai film, tetapi kalau dipaksakan untuk menjadi trilogy gue setuju sama Ego, it wouldn’t last mereka pasti kehabisan material di tenga-tengah triloginya, we know whats coming, a dead franchise becoming even more dead than before! Makanya gue engga terlalu berharap sama kelanjutan Trilogi Terminator di masa depan.

So in conclusion….

The new characters suck.

The new plot is confusing as hell.

But Arnie kicks ass!

No argument there.

This movie is okay.

Give em a 7 out of 10 I guess.

I’ll give em a 7.5 out of 10

I'm Alter Ego! And I'm Rei! Good Night Everybody!

Friday, July 10, 2015

Rei And Ego Invade The Theaters: Comic 8 Review

Hello everyone! Sebentar lagi penghujung bulan ramadhan, jadi apa kabarnya kalian semua? No wait lupain aja, gue engga peduli kabar lo semua gimana, yang penting  gue masih sehat dan ngepost artikel ini buat kalian semua. Mungkin lo sadar, sekarang nama blognya ganti, kepemilikan juga ganti dan mungkin lo bertanya kenapa bisa begitu? The answer is……WHO THE FUCK CARES?? Gue engga peduli, dan lo semua juga pasti engga peduli, dan sekarang ayo kita bahas COMIC 8,Wow bro, are you high on heroin again? Calm the hell down!, Ekhem jadi kita berdua bakal ngurusin blog ini mulai dari sekarang,psotingan kita bakal bervariasi tapi bakal mencoba untuk tetap focus ke perfilman, by the way nama gue Rei dan temen gue itu namanya Alter Ego, so let’s talk about comic 8!

I’m gonna be honest guys, gue engga terlalu ngefans sama film film Indonesia, yah siapa juga yang ngefans sama film Indonesia am I right?

Eh gue suka film Indonesia kok, dan harusnya kita melestarikan film Indonesia, industry film Indonesia itu sudah mulai terbangun lagi dengan munculnya talenta muda bar, film battle of Surabaya aja ditawarin kerja sama dengan Disney.

Iya dan mereka menolak kerja sama dengan Disney “demi mengejar kreativitas individu studio kami” pfft yeah right, industry perfilman Indonesia itu masih jauh perjalanannya, dan untuk lo semua yang ngaku “gua tetep suka film Indonesia kok, gabakal termakan film media barat!” gue punya 3 kata buat lo; bull-fucking-shit, kalian semua disuruh nyebut 5 sutradara dan producer film asal Indonesia tanpa cek google aja engga mampu, gimana mau “mengapresiasi film Indonesia”?  gue memang engga terlalu suka nonton film Indonesia, tapi at least gue jujur soal itu, engga kaya orang-orang yang bilangnya cinta produk Indonesia, tapi sekalinya nonton film Indonesia di XXI cuman buat mojok sama pacar doang.

Hey come on, remaja movie-goer zaman sekarang memang engga terlalu sering atau pun ngejadiin film Indonesia sebagai favorit mereka, tapi itu juga bukan sepenuhnya salah mereka kan? Bioskop-bioskop yang ada di Indonesia juga engga terlalu memberi kesempatan buat para producer baru agar film mereka terkenal, karena film mereka ketutupan terus sama nama-nama besar di Hollywood.

Walaupun itu argument yang masuk akal Rei, para producer film di Indonesia juga kurang memberika usaha dalam produksi film mereka, selama 2 tahun terakhir apa coba film Indonesia yang memberikan kesan pada kita kritikus dan penonton? Bioskop juga udah memberikan mereka kesempatan. Tapi I digress, gua masih bisa sebutin 2, yaitu: The Raid 2 dan of course COMIC 8!
 
Oh hell yes! Akhirnya film satirical-comedy-action yang berkelas buatan Indonesia babies!!

Film comic 8 dirilis pada januari 2015, pemain-pemain di film tersebut adalah para stand-up comedians yang tenar di Indonesia lots and lots of cameos dari para actor dan aktris ternama dan gatau kenapa coboy junior ada di film itu for some reason. Comic 8 sendiri refers to 8 orang yang mencoba untuk merampok bank yaitu, Ernest Prakasa, Arie Kriting, Kemal Palevi, Babe Cabita,Fico Fachriza, Bintang Timur,Mongol Stres, dan Mudy Taylor.
 
Makasih buat sinopsisnya Rei! First of all, let me just say, kita berdua bener-bener suka sama film ini, dan its saying a lot! Gua gabakal bilang kalau ini film comedy-action favorit gua (which is Hot Fuzz if youre asking) tapi film ini ada di top ten film comedy favorit kita berdua

Well yeah, film ini bisa membalance humor dan actionnya dengan baik, dan juga bisa memberikan beberapa bentuk humor berbeda di dalam 105 menit yang gabakal tergantikan!

For example, filmnya memberikan humor yang familiar di telinga orang awam Indonesia, seperti joke mengejek dan joke vulgar yang soft, lalu seiring film berjalan film juga muali menunjukan humor mereka yang kedua dan yang menurut gue salah satu pillar terbesar film ini, yaitu references,parody and satire.

Film satirical atau parody yang blatant itu susah dicerna sama kita berdua, gue engga suka film-film parody seperti scary movie,disaster movie atau yang terbaru Superfast, karena film tersebut hanya memparodikan apa yang lagi popular saat ini, they just picking on easy targets and do shameless nods and winks here and there, and we’re supposed to laugh at that!

I second that,guys kalau kalian mau bikin satirical humor, you have to make it smart and subtle, buat para penonton berfikir kalau kalian sedang memparodikan sesuatu! Banyak banget film yang terus mengulang kesalahan yang sama dalam membuat film satirical comed, tapi untungnya film ini engga membuat kesalahan yang sama

Sebagai contoh. Pertengahan kedalam filmnya kita tahu bahwa SPOILERS! Kalau para comic  8 itu semua pasien rumah sakit jiwa, dan sebenarnya mereka dibrainwash untuk jadi perampok agar pihak rumah sakit bisa mengambil uang curiannya, nah dalam scene itu mereka me-reference A Clockwork Orange Wow! Berapa banyak coba film Indonesia yang ngereference a clockwork orange! Yah walaupun kebanyakan orang Indonesia gabakal nangkep reference itu dan kalau ditanya soal Clockwork Orange bakal jawab “maaf saya sukanya jeruk koprok” ,dan lucunya lagi pada akhir film ternyata mereka semua dari awal ada dalam pengaruh hipnotis dari some minor character cameo(indro dari warkop dki) film ini secara subtle telah make fun of film-film hollywood zaman sekarang yang terlalu banyak menggunakan plot twist yang tidak masuk akal dan terlalu ribet dengan cara memasukan plot twist yang disengaja dibuat ribet dan engga masuk akal, brilliant!! Yah walaupun untuk orang yang engga cepet nangkep bakal beneran dianggep twist yang ribet dan engga masuk akal.

Another thing yang gue suka dalam komedi di film itu adalah, mereka engga take everything seriously dan bisa make fun of their own movie, seperti scene dimana ada baku tembak yang berlangsung selama beberapa menit dan menghabisakan banyak peluru, tapi mereka nyadar kalau dalam scene itu mereka cuman berhasil ngebunuh 3 orang, dan di filmnya di lampshade (“itu kita pake peluru sebanyak itu cuman ada 3 orang??” “yaah tadi perasaan banyak deh orangnya”)

Dan hal favorit gue soal filmnya? Penataan kameranya! Jujur rasanya kaya film ini bener-bener dibuat sama crew yang udah biasa ngurusin film action laga di Hollywood sana, like ada close-up shot, slow motion, one take shots(my favorite) pan shots, dan many many more! Ini benar-benar membantu visual yang ditampilkan di film semakin kuat

So to conclude, bravo to the humor and camera works guys! Kalian berhasil memuaskan para penonton Indonesia awam dan juga para maniak film hardcore! But all good things must come to an end, sekarang gue bakal ngomongin hal yang gue engga suka sama filmnya and believe me, its not gonna be short.

Hoo boy, here we go.

Ketidak puasan gue yang pertama adalah, walaupun rating film ini Remaja, tapi mereka mencoba untuk menceritakan cerita yang bukan remaja, bayangin aja, ada kartel yang mencuci otak pasien gila untuk jadi teroris dan melepas mereka ke public tanpa pengawasan yang rutin, itu sebenernya plot yang cocok ada di film ber-rating dewasa guys! Don’t get me wrong, gue suka sama cerita,plot dan tema filmnya, but really guys kalau kalian mau bikin cerita yang temanya kaya gitu, jangan paksain filmnya jadi film remaja dong! Dialognya remaja dan kekinian banget jadi banyak reference pop culture dan medianya, tapi itu agak terlihat forced atau dipaksain like filmnya mencoba untuk mengatakan “look ini sebenernya film yang kid-friendly kok! Gaada hal yang buruk dan everybody’s gonna be fine, relax”dan dengan itu intensitas filmnya mengurang

But to be fair Ego,dialog di filmnya engga terlalu buruk menurut gue, dan masih berkontribusi banyak pada point satirical humor yang mereka coba untuk bawa. Salah satu dasar dalam film adalah istilah “Show don’t tell” artinya biarkan visual,alur,plot dan karakterisasi yang menyampaikan pesan atau plot point dalam film, dan film ini berhasil dalam aspek itu, visual dan ceritanya berhasil membawa kita masuk dalam flow film ini dan membuat kita mengerti gaya film comic 8 ini, jadi apa yang mereka rusak di dialog mereka perbaikin di visual, dan sama kaya Ego gua juga suka penataan dan trick kamera yang mereka lakuin di film ini.
               
  I don’t know, rasanya seperti ada potensial filmnya lebih bagus lagi kalau mereka lebih berani main di rating filmnya, bayangin aja literally nobody dies in this movie, yeah I said it right, nobody friggin dies!! Dalam dilm action yang banyak tembak-tembakannya gaada yang mati? (Scene tembak-tembakan yang ada di rumah mafia itu engga keitung karen itu imajinasi mereka saat dihipnotis jadi gila jadi engga keitung) Biar gue ulang, di film YANG ada puluhan scene baku tembak,ada scene dimana karakter utamanya ngelempar bomb ke mobil sampe mobilnya meledak dan keputer balik tapi gaada yang mati, SEMUANYA SELAMAT SENTOSA. What.the.actual.fuck, look movie gue ngerti sumber penonton kalian itu ada pada remaja dan kalian semua engga mau ngebuat ratingnya jadi dewasa dan kehilangan penonton, tapi…..really? gaada yang mati? Bahkan film satirical comedy juga ada batasnya dalam mempermainkan realita men!

Yeah gue juga setuju, bukan hanya gaada yang mati, tapi gaada yang kena peluru tembak, huh??? Like ada scene dimana LITERALLY MEREKA TEMBAK-TEMBAKAN GAADA SATU METER DARI SATU SAMA LAIN, TAPI TETEP GAADA YANG KENA PELURUNYApelurunya cuman kena kaca mobil,vas kaca yang engga bersalah dan kamera yang 2 minggu lagi bakal pensiun, wow just wow, how do I even begin with this, look movie kalau kalian mau buat film action walaupun itu comedy, kalian tetep haris bikin suasanya intens,ada tekanan di setiap tembakan peluru yang melesat, sehingga ada ketegangan juga yang terbentuk dalam filmnya dan juga atmosfir penonton, lah disini? Mau nembak beribu kali juga gabakal ada yang kena buat apa juga kita tegang, satu-satu scene yang bikin kita tegang itu pas Nikita Mirzani tembak-tembakan sama Nirina Zubir, dan gua lagi engga ngomongin tegangnya situasi film.

Hilarious dick joke aside, film ini menurut gue terlalu main aman, lebih memfokuskan ke sisi komedinya daripada plot,action dan common sense, tapi untungnya mereka berhasil di humor, dan walaupun nobody got shot, I have to give the credit kalau effects pistol dan tembak-tembakannya sangat terasa real, mereka seperti bener-bener nembak pistol, dan untuk standar effects di Indonesia itu lumayan, ada feel barat tersendiri pada actionnya.

So untuk menyimpulkan…

Film ini masih tetap produk yang sangat solid dan bisa berdiri sendiri

Walaupun ada beberapa aspek yang kita berdua kurang suka

Mereka bisa mainin Rule Of Cool dengan baik, sehingga kita terlalu ke distract sama visualnya

Humor mereka juga bagus, dan bisa memainkan banyak tipe humor

Trick kamera mereka the best!

So….We love the movie

Man I cant wait for the sequel! Sama gue juga! Dan setelah liat trailernya kayaknya ini budgetnya lebih gila deh dari sebelumnyaawas aja kalau filmnya disappointing, I’m gonna tear this movie a new one!


So that’s it for tonight guys! Nama gue Rei! Dan gue Alter Ego,Good Night!