Chapter One
Part One
“Anak-anak perhatiannya sebentar!” suara Bu Rahma yang cukup
keras tersebut telah membuat suasana kelas XI IPA 8 tersebut hening seketika,
tampak seorang lelaki yang cukup tinggi dan berkacamata frame hitam berdiri di
depan papan tulis, ia memakai baju seragam berwarna putih dan berkerah hitam,
seragam standar Kings Academy Private High School Jakarta, SMA swasta paling
tenar dan dipandang di Indonesia. Rumornya, SMA tersebut hanya menerima
murid-murid yang secara akademik diklaim genius, diatas rata-rata atau
murid-murid yang memiliki prestasi yang dipandang dunia.
Murid-murid di kelas saling pandang dengan muka heran dan
penasaran, bahkan beberapa terlihat agak tercengang melihat kehadiran murid
dari SMA tenar seperti itu, berdiri di depan kelas XI IPA 8 Roman Academy High
School, sekolah yang cukup terkenal karena menerima murid-murid dari luar
negeri, sehingga sekolah tersebut memiliki murid-murid yang bercampur dari
berbagai bangsa dan negara, kebanyakan dari Negara Asia tenggara, tetapi tetap
kecil keberadaannya dibandingkan Kings Academy.
“Nama saya Nathan Rizki Unus kalian boleh panggil saya Nate
atau Nathan, saya pindahan dari Kings Academy High School Jakarta, salam kenal”
katanya dengan tegas disambut dengan balasan “salam kenal juga!” oleh
murid-murid kelas tersebut
Murid berambut hitam kelam itu langsung duduk di kursi
kosong ditengah kelas setelah memperkenalkan diri. Terlihat gadis-gadis di
kelas daritadi memperhatikan parasnya, Nate memang mempunyai muka campuran belanda,matanya
berwarna coklat muda, hidungnya mancung, dan kulitnya juga putih, tidak aneh
jika para gadis-gadis jatuh hati pada tampang dan tatapannya, tetapi setelah
memperkenalkan diri Nate tidak bicara sepatah kata pun, matanya tajam
memperhatikan Bu Rahma, walikelas 11 IPA 8, menerangkan materi Sejarah.
Bel istirahat pertama pun berbunyi, mendengar bel
murid-murid kelas 11 IPA 8 pun bergegas keluar ruangan, meninggalkan suasana
kelas menjadi sepi, Nathan tidak meninggalkan kelas, ia mengeluarkan buku novel
favoritnya “Descend” karya Robert Day Rutherford, dan memutuskan untuk membaca
sampai waktu istirahat habis.
----
“Gila, kok bisa sih ada anak SMA Kings yang sudi pindah kesini?” Akbar
pun membuka percakapan
“Dunno, tapi dia ganteng ya?!” balas Ayumi dengan antusias tinggi,
gadis-gadis kelas 11 miia 8 pun sontak teriak meng-iyakan. Kelas IPA 8 memang
kelas yang sangat kompak, jika saat jam istirahat mereka pasti akan berjalan
serempak ke kantin berbarengan sekelas, dan duduk di satu meja yang sama,biasanya
obrolan dipimpin oleh Akbar Ramadhan, lelaki anak klub soccer yang juga KM
kelas IPA 8 dan Ayumi Shinji Cahaya, gadis jepang berambut ikal yang terurai
cukup panjang, sang seksi hubungan dan relasi di kelas IPA 8.
“Tapi serius deh, kenapa bisa seseorang ngerelain SMA Kings dan pindah
ke sekolah ini?” Akbar melanjutkan
“Mungkin dia gakuat sama tekanan disana kali, untung deh! Sekarang
sekolah kita nambah lagi satu cowo gantengnya!!” jawab Ayumi dengan level
antusias yang sama
“Mi lupain dulu kenapa soal gantengnya dia” balas Rian, sang seksi
keamanan kelas dengan ketus
“Lo semua pada lupa apa dia engga ikut kita keluar tadi? masa engga ada
yang ngajak dia makan bareng disini?”lanjutnya
“Seksi hubungan tuh harusnyaa”
kata beberapa anak sembari melirik Ayumi
“Duh gue malu….” seru Ayumi, pipinya sedikit memerah
“Sekalian modus dong mi, kan katanya ganteng tuh!!”seru Diandra teman dekat Ayumi sekaligus bendahara
kelas
“Duuh, yaudah deh gue kekelas ngajakin diaa” balas Ayumi, disambut oleh
teriakan dan siulan iseng anak-anak kelas IPA 8 yang terdengar ke seluruh
kantin, pipi ayumi kembali memerah.
Ayumi mengintip kedalam kelas, dan sosok Nate masih membaca novel
“Descend”nya sembari menyender, Ayumi merasa tidak enak menganggu Nate, tetapi
ia sangat ingin berkenalan dengannya dan teman-temannya juga pasti penasaran
dengan Nate, jadi ia memberanikan diri masuk dan menyapanya
“Hai nama gue Ayumi”katanya pelan
Nate memandangnya dan menatap mata Ayumi, mata coklatnya membuat
tatapannya makin tajam gadis tersebut pun terkaget canggung
“Lo tau nama gue siapa, ada butuh apa?”balasnya, mata Nate kembali ke
novelnya
“G..gue sebenernya mau ngajakin lo ngumpul sama anak-anak di kantin,
sekalian kenalan gitu”kata Ayumi dengan suara yang kecil
“Not interested. Sorry” balas Nate dengan aksen inggirs yang tajam dan
dingin, matanya masih tak lepas dari novelnya
“Hah?”Ayumi agak tidak percaya mendengarnya
“Im not interested, maybe later.” Nada bicara Nate makin ketus, serasa
terganggu dengan keberadaan Ayumi
“O..oke deh” balas Ayumi sembari membuang mukanya perlahan
Ayumi langsung berjalan ke arah pintu kelas, perasaanya tidak karuan,
wajahnya merah dan tangannya dikepal, “baka!
baka! baka! baka!” gumamnya dalam hati, dia tidak percaya apa yang lelaki
itu telah katakan, ia merasa sedikit menyesal menaguminya beberapa menit yang
lalu. Ternyata memang benar stereotype
masyarakat pikirnya, jika ada cowok yang ganteng dan charming, pasti dia
sombong atau introvert pasti begitu!. Ayumi mencoba menghilangkan sosok Nate di
pikirannya, Ayumi benar-benar tidak menyukai seseorang yang terlalu menutup
diri apalagi sombong dan mengesalkan seperti Nate, walaupun mukanya bule
sekalipun.
“Dia pikir karena dari Kings dia bisa sombong! Humph!”
----
Waktu sekolah pun selesai, murid-murid Roman Academy High School
beranjak pulang, beberapa murid tinggal
disekolah untuk mengikuti kegiatan eksulnya masing-masing, Nate berjalan ke
parkiran sekolah dan membuka kunci mobil Ford versi terbarunya, ia menyalakan
mesil mobilnya dan berkendara pulang ke apartemennya di Prince Melon Hotel And
Apartments.
“Orang-orang itu pasti cuman pura-pura jadi temen gue”
“Those people are just my potential enemies”
“Those humans can never be trusted”
“I don’t need anyone but myself”
Nathan terus berteguh kuat pada prinsip-prinsipnya, dia berpikir kalau
dia membuat suatu hubungan dengan siapapun, pasti ujungnya tidak baik, cukup
dirinya sendiri yang bisa ia percaya, lagipula…Nate memang dari kecil memang
sendiri, orang tuanya selalu bekerja nonstop diluar negeri dan hampir tidak
pernah bertemunya lagi sejak SMP, orang tua Nate memang pebisnis yang sangat sibuk,
pekerjaan mereka sangat tidak bisa ditinggal, karena bisnis mereka berpengaruh
dalam ekonomi dunia. Sekarang Nathan tinggal sendiri di apartemen mewah di
tengah kota Bandung, hanya ditemani buku-buku novelnya.
----
Prince Melon Hotel, salah satu hotel berbintang 5 di Bandung, hotel
tersebut sangat berkelas atas dan elit sehingga hanya beberapa orang yang
tinggal di apartemen tersebut, biasanya pebisnis muda yang sedang naik daun
atau artis yang sedang menikmati masa suksesnya dan tentunya hanya sedikit
pemuda pelajar yang tinggal disana, terlebih lagi sendiri, Nate tidak terlalu
memikirkan teman atau kenalan di apartemennya, ia lebih suka menyendiri di
kamarnya daripada keluar dan bertemu siapapun.
Walau begitu Nate merasa nyaman-nyaman saja tinggal di apartemen
tersebut, apartemen Nate yang memang kelas atas itu terbagi atas 3 ruangan
yaitu Dapur, ruang tamu, ruang tidur Nate, dan juga 2 kamar mandi di ruang
tidur dan dapur, Orang tua Nate sengaja memilihkan apartemen untuk Nate tinggal
sendiri, supaya mandiri alasan mereka, tetapi Nate tahu alasan sebenarnya
adalah supaya mereka tidak perlu repot-repot mengecek keadaan Nate dirumah.
Nate tidak peduli, karena memang di prinsipnya dia memang sudah sendiri sejak
awal, he’s happy to be alone, and he
doesn’t need them.
Tetapi akhir-akhir ini,banyak kejadian-kejadian aneh yang diruangan
apartemennya, Nate sering mendengar suara-suara aneh diruangan tidurnya saat ia
ingin tidur saat tengah malam,perabotan sering pindah-pindah sendiri terutama
didapur, bahkan makanan yang Nate tinggalkan menghilang tanpa bekas!
“Pasti ini kerjaan Room Service, kualitas pegawai disini emang
bener-bener horrible!”serunya kesal saat mengetahui kue dikulkasnya menghilang
entah kemana.
Awalnya Nate biasa-biasa saja menghadapi kejadian-kejadian aneh
tersebut, suara-suara aneh itu Nate anggap cuman tetangga apartemennya sedang
ngobrol tengah malam, dan Nate masih bertoleransi soal makanannya
“Oh well, I guess it human nature kalau manusia selalu mengambil hasil
orang lain untuk dirinya sendiri!”pikirnya.
Tetapi lama-lama kesabaran Nate habis, apalagi karena buku “Descend”
kesayangannya hilang setelah ia simpan dimeja belajar ruangannya!padahal ia
yakin telah menyimpannya dengan benar di laci mejanya. Malam itupun ia protes
ke resepsionis Hotel tersebut, mukanya merah marah.
“Mba! Kenapa bisa kamar saya sering kehilangan makanan dan
barang-barang saya bisa pindah sendiri!!dan buku saya juga hilang nih! gimana
sih room servicenya!” serunya kesal
“Maaf mas, nanti saya akan hubungi room service yang bertanggung jawab
atas kamar mas, mas tinggal di ruang berapa?”balasnya dengan pelan
“Ruang 142 lantai 6”kata Nate dengan ketus
Setelah mendengar jawaban Nate, raut muka resepsions tersebut langsung
berubah pucat, terlihat mukanya sedikit terkejut, she just stood there, motionless
“Mba!” seru Nate setelah melihat resepsionis tersebut melamun tanpa
kata
“O..Oh iya maaf mas, nanti saya akan hubungi room service, maaf atas
ketidaknyamanannya mas”
Tanpa membalas Nate pergi meninggalkan resepsionis, Nate agak terheran
dengan perilaku respsonis tersebut setelah ia menyebutkan nama ruangannya “Apa
jangan-jangan ada sesuatu dikamar itu? Apa ada ruangan atau kamar rahasia di
kamar gue ya? Atau mungkin kamar gue tempat kumpulnya Illumi-“
“Ah gamungkin, ini kan bukan novel The Calling, tapi kira-kira kenapa
ya”
Setelah berpikir soal ruangannya, Nate mulai malas memikirkannya dan
membuang jauh-jauh pemikirannya “Ah who cares! Yang penting kamar gue sekarang
bakal aman from that freaking food stealing room service!” pikirnya.
Nate memutuskan untuk tidur lebih awal malam itu, setelah selesai
membaca “Isolation” oleh Robert Day Rutherford, penulis favoritnya, Nate
beranjak ke kamar mandi dan menggosok giginya, saat melihat ke kaca, Nate tersentak kaget, ia melihat sesuatu yang terbang di ruang
tidurnya, Nate was frozen in place for a while, sampai akhirnya ia melihat
ke arah kasurnya, tidak ada apa-apa.
“Pasti karena gue kecapean, atau odol ini mengandung alcohol”
Nate tidak menghiraukan apa yang dia lihat, setelah mencuci muka Nate
bernajak naik kekasurnya dan mematikan lampu tak lupa melepas kacamatanya ia
sempat berpikir tentang kejadian-kejadian aneh di ruangannya ini, ia pun
teringat satu quote dari novel Isolation
“the feeling of not being alone if
someone is living alone, would drive them insane” Nate agak pucat mengingat
kata-kata tersebut, ia berusaha memejamkan matanya dan berhenti berpikir yang
tidak-tidak, dan setelah beberapa menit Nate pun terlelap..
Nate’s body was frozen that morning..for he cannot believe what he
saw..saat ia membuka mata dari tidurnya , terlihat sosok gadis berkuncir satu
dan berambut pendek sedang membuka kulkasnya, Nate berusaha mencari kacamatanya
dengan panik, ia masih tidak bisa memercayai matanya, dan ketika Nate memakai
kacamatanya, dia menyadari bahwa gadis
itu terbang diudara.
Gadis itu melihat kebelakang, kearah Nate yang masih terpaku di
kasurnya, dan dengan suara yang sedikit
imut dan childish ia berkata.
“Nathan Rizki Unus! Youre awake! Yaaaaay!”
Cuma empat kata yang bisa dilontarkan Nate pagi itu.
“WHAT THE FUCK!!! AARGH!! AAARGH!!!”
To be continued!
note: ini bukan cerita horror-_-
note: ini bukan cerita horror-_-
Bu Rahma wkwkwkk segitu ngefansnya tahh ira guss wkwkk XD
ReplyDeleteNanti munculin karakter seksi absensi yang ternyata the awesome mysterious assassins sihh wkwkk
Btw itu nama Rian Toto kok gak disamarin yaa wkwkk
Jadi nathan dalam kehidupan asli lo sebenernya siapa gus? Haha
ReplyDeleteNice! Ganbatte, Gus!
ReplyDeleteJangan jangan Nathan itu sebenernya Fauzan guss di kehidupan aslinya, pas pisaan kan murid pindahan terus berkacamata lagii wkwkwkk bisa gituu XD
ReplyDelete