Hello everyone! Sebentar
lagi penghujung bulan ramadhan, jadi apa kabarnya kalian semua? No wait lupain
aja, gue engga peduli kabar lo semua gimana, yang penting gue masih
sehat dan ngepost artikel ini buat kalian semua. Mungkin lo sadar, sekarang
nama blognya ganti, kepemilikan juga ganti dan mungkin lo bertanya kenapa bisa
begitu? The answer is……WHO THE FUCK CARES?? Gue engga peduli, dan lo semua juga
pasti engga peduli, dan sekarang ayo kita bahas COMIC 8,Wow bro, are you high on heroin again?
Calm the hell down!, Ekhem jadi kita berdua bakal ngurusin blog ini mulai dari
sekarang,psotingan kita bakal bervariasi tapi bakal mencoba untuk tetap focus
ke perfilman, by the way nama gue Rei dan temen gue itu namanya Alter Ego, so
let’s talk about comic 8!
I’m gonna be honest
guys, gue engga terlalu ngefans sama film film Indonesia, yah siapa juga yang
ngefans sama film Indonesia am I right?
Eh gue suka film
Indonesia kok, dan harusnya
kita melestarikan film Indonesia, industry film Indonesia itu sudah mulai
terbangun lagi dengan munculnya talenta muda bar, film battle of Surabaya aja
ditawarin kerja sama dengan Disney.
Iya dan mereka menolak
kerja sama dengan Disney “demi mengejar kreativitas individu studio kami” pfft
yeah right, industry perfilman Indonesia itu masih jauh perjalanannya, dan
untuk lo semua yang ngaku “gua tetep suka film Indonesia kok, gabakal termakan
film media barat!” gue punya 3 kata buat lo; bull-fucking-shit,
kalian semua disuruh nyebut 5 sutradara dan producer film asal Indonesia tanpa
cek google aja engga mampu, gimana mau “mengapresiasi film Indonesia”? gue
memang engga terlalu suka nonton film Indonesia, tapi at least gue jujur soal
itu, engga kaya orang-orang yang bilangnya cinta produk Indonesia, tapi
sekalinya nonton film Indonesia di XXI cuman buat mojok sama pacar doang.
Hey come on, remaja
movie-goer zaman sekarang memang engga terlalu sering atau pun ngejadiin film
Indonesia sebagai favorit mereka, tapi itu juga bukan sepenuhnya salah mereka
kan? Bioskop-bioskop yang ada di Indonesia juga engga terlalu memberi
kesempatan buat para producer baru agar film mereka terkenal, karena film
mereka ketutupan terus sama nama-nama besar di Hollywood.
Walaupun itu argument
yang masuk akal Rei, para producer film di Indonesia juga kurang memberika
usaha dalam produksi film mereka, selama 2 tahun terakhir apa coba film
Indonesia yang memberikan kesan pada kita kritikus dan penonton? Bioskop juga
udah memberikan mereka kesempatan. Tapi I digress, gua masih bisa sebutin 2,
yaitu: The Raid 2 dan of course COMIC 8!
Oh hell yes! Akhirnya
film satirical-comedy-action yang berkelas buatan Indonesia babies!!
Film comic 8 dirilis
pada januari 2015, pemain-pemain di film tersebut adalah para stand-up
comedians yang tenar di Indonesia lots and lots of cameos dari para actor dan
aktris ternama dan gatau kenapa coboy junior ada di film itu for some reason.
Comic 8 sendiri refers to 8 orang yang mencoba untuk merampok bank yaitu,
Ernest Prakasa, Arie Kriting, Kemal Palevi, Babe Cabita,Fico Fachriza, Bintang
Timur,Mongol Stres, dan Mudy Taylor.
Makasih buat sinopsisnya
Rei! First of all, let me just say, kita berdua bener-bener suka sama film ini,
dan its saying a lot! Gua gabakal bilang kalau ini film comedy-action favorit
gua (which is Hot Fuzz if youre asking) tapi film ini
ada di top ten film comedy favorit kita berdua
Well yeah, film ini
bisa membalance humor dan actionnya dengan baik, dan juga bisa memberikan
beberapa bentuk humor berbeda di dalam 105 menit yang gabakal tergantikan!
For example, filmnya
memberikan humor yang familiar di telinga orang awam Indonesia,
seperti joke mengejek dan joke vulgar yang soft, lalu seiring film
berjalan film juga muali menunjukan humor mereka yang kedua dan yang menurut
gue salah satu pillar terbesar film ini, yaitu references,parody and
satire.
Film satirical atau
parody yang blatant itu susah dicerna sama kita berdua, gue engga suka
film-film parody seperti scary movie,disaster movie atau yang
terbaru Superfast, karena film tersebut hanya memparodikan apa
yang lagi popular saat ini, they just picking on easy targets and do shameless
nods and winks here and there, and we’re supposed to laugh at that!
I second that,guys
kalau kalian mau bikin satirical humor, you have to make it smart and subtle,
buat para penonton berfikir kalau kalian sedang memparodikan sesuatu! Banyak
banget film yang terus mengulang kesalahan yang sama dalam membuat film
satirical comed, tapi untungnya film ini engga membuat kesalahan yang sama
Sebagai contoh.
Pertengahan kedalam filmnya kita tahu bahwa SPOILERS! Kalau para comic 8
itu semua pasien rumah sakit jiwa, dan sebenarnya mereka dibrainwash untuk jadi
perampok agar pihak rumah sakit bisa mengambil uang curiannya, nah dalam scene
itu mereka me-reference A Clockwork Orange Wow! Berapa banyak
coba film Indonesia yang ngereference a clockwork orange! Yah walaupun
kebanyakan orang Indonesia gabakal nangkep reference itu dan kalau ditanya soal
Clockwork Orange bakal jawab “maaf saya sukanya jeruk koprok” ,dan
lucunya lagi pada akhir film ternyata mereka semua dari awal ada dalam pengaruh
hipnotis dari some minor character cameo(indro dari warkop dki) film ini secara
subtle telah make fun of film-film hollywood zaman sekarang yang
terlalu banyak menggunakan plot twist yang tidak masuk akal dan terlalu ribet
dengan cara memasukan plot twist yang disengaja dibuat ribet dan engga masuk
akal, brilliant!! Yah walaupun untuk orang yang engga cepet nangkep bakal
beneran dianggep twist yang ribet dan engga masuk akal.
Another thing yang gue
suka dalam komedi di film itu adalah, mereka engga take everything seriously
dan bisa make fun of their own movie, seperti scene dimana ada baku tembak yang
berlangsung selama beberapa menit dan menghabisakan banyak peluru, tapi mereka
nyadar kalau dalam scene itu mereka cuman berhasil ngebunuh 3 orang, dan di
filmnya di lampshade (“itu kita pake peluru sebanyak itu cuman ada 3 orang??”
“yaah tadi perasaan banyak deh orangnya”)
Dan hal favorit gue soal
filmnya? Penataan kameranya! Jujur rasanya kaya film ini bener-bener dibuat
sama crew yang udah biasa ngurusin film action laga di Hollywood sana, like ada
close-up shot, slow motion, one take shots(my favorite) pan shots, dan many
many more! Ini benar-benar membantu visual yang ditampilkan di film semakin
kuat
So to conclude, bravo to
the humor and camera works guys! Kalian berhasil memuaskan para penonton
Indonesia awam dan juga para maniak film hardcore! But all good things must
come to an end, sekarang gue bakal ngomongin hal yang gue engga suka sama
filmnya and believe me, its not gonna be short.
Hoo boy, here we go.
Ketidak puasan gue yang
pertama adalah, walaupun rating film ini Remaja, tapi mereka mencoba untuk
menceritakan cerita yang bukan remaja, bayangin aja, ada kartel yang mencuci
otak pasien gila untuk jadi teroris dan melepas mereka ke public tanpa
pengawasan yang rutin, itu sebenernya plot yang cocok ada di film ber-rating
dewasa guys! Don’t get me wrong, gue suka sama cerita,plot dan tema filmnya,
but really guys kalau kalian mau bikin cerita yang temanya kaya gitu, jangan
paksain filmnya jadi film remaja dong! Dialognya remaja dan kekinian banget
jadi banyak reference pop culture dan medianya, tapi itu agak terlihat forced
atau dipaksain like filmnya mencoba untuk mengatakan “look ini sebenernya film
yang kid-friendly kok! Gaada hal yang buruk dan everybody’s gonna be fine,
relax”dan dengan itu intensitas filmnya mengurang
But to be fair
Ego,dialog di filmnya engga terlalu buruk menurut gue, dan masih berkontribusi
banyak pada point satirical humor yang mereka coba untuk bawa. Salah satu dasar
dalam film adalah istilah “Show don’t tell” artinya biarkan visual,alur,plot
dan karakterisasi yang menyampaikan pesan atau plot point dalam film, dan film
ini berhasil dalam aspek itu, visual dan ceritanya berhasil membawa kita masuk
dalam flow film ini dan membuat kita mengerti gaya film comic 8 ini, jadi apa
yang mereka rusak di dialog mereka perbaikin di visual, dan sama kaya Ego gua
juga suka penataan dan trick kamera yang mereka lakuin di film ini.
I don’t
know, rasanya seperti ada potensial filmnya lebih bagus lagi kalau mereka lebih
berani main di rating filmnya, bayangin aja literally nobody dies in this
movie, yeah I said it right, nobody friggin dies!! Dalam dilm action yang
banyak tembak-tembakannya gaada yang mati? (Scene tembak-tembakan yang ada di
rumah mafia itu engga keitung karen itu imajinasi mereka saat dihipnotis jadi
gila jadi engga keitung) Biar gue ulang, di film YANG ada puluhan scene baku
tembak,ada scene dimana karakter utamanya ngelempar bomb ke mobil sampe
mobilnya meledak dan keputer balik tapi gaada yang mati, SEMUANYA
SELAMAT SENTOSA. What.the.actual.fuck, look movie gue ngerti sumber penonton
kalian itu ada pada remaja dan kalian semua engga mau ngebuat ratingnya jadi
dewasa dan kehilangan penonton, tapi…..really? gaada yang mati? Bahkan film
satirical comedy juga ada batasnya dalam mempermainkan realita men!
Yeah gue juga setuju,
bukan hanya gaada yang mati, tapi gaada yang kena peluru tembak, huh??? Like
ada scene dimana LITERALLY MEREKA TEMBAK-TEMBAKAN GAADA SATU METER DARI SATU
SAMA LAIN, TAPI TETEP GAADA YANG KENA PELURUNYA, pelurunya cuman
kena kaca mobil,vas kaca yang engga bersalah dan kamera yang 2 minggu lagi
bakal pensiun, wow just wow, how do I even begin with this, look movie kalau
kalian mau buat film action walaupun itu comedy, kalian tetep haris bikin
suasanya intens,ada tekanan di setiap tembakan peluru yang melesat, sehingga
ada ketegangan juga yang terbentuk dalam filmnya dan juga atmosfir penonton,
lah disini? Mau nembak beribu kali juga gabakal ada yang kena buat apa juga
kita tegang, satu-satu scene yang bikin kita tegang itu pas Nikita Mirzani
tembak-tembakan sama Nirina Zubir, dan gua lagi engga ngomongin tegangnya
situasi film.
Hilarious dick joke
aside, film ini menurut gue terlalu main aman, lebih memfokuskan ke sisi
komedinya daripada plot,action dan common sense, tapi untungnya mereka berhasil
di humor, dan walaupun nobody got shot, I have to give the credit kalau effects
pistol dan tembak-tembakannya sangat terasa real, mereka seperti bener-bener
nembak pistol, dan untuk standar effects di Indonesia itu lumayan, ada feel
barat tersendiri pada actionnya.
So untuk menyimpulkan…
Film ini masih tetap
produk yang sangat solid dan bisa berdiri sendiri
Walaupun ada beberapa
aspek yang kita berdua kurang suka
Mereka bisa mainin Rule
Of Cool dengan baik, sehingga kita terlalu ke distract sama visualnya
Humor mereka juga
bagus, dan bisa memainkan banyak tipe humor
Trick kamera mereka the
best!
So….We love the movie
Man I cant wait for the
sequel! Sama gue juga! Dan
setelah liat trailernya kayaknya ini budgetnya lebih gila deh dari sebelumnya, awas aja kalau filmnya disappointing, I’m gonna tear this movie a
new one!
So that’s it for
tonight guys! Nama gue Rei! Dan gue Alter Ego,Good
Night!
Lah bukannya peluru yang dipake peluru asli ya ?
ReplyDeleteiya makanya tadi bilang effectsnya bagus, tapi tetep aja engag kena sapa-sapa
Delete